Rabu, 24 Oktober 2012

Sekilas Tentang Bata Merah

Sejarah Bata Merah
Kira-kira dimulai pada 8000 B.C. di Mesopotamia, manusia menemukan pertama kali bahwa
tanah liat dapat dibentuk dan di jemur untuk menghasilkan bahan bangunan. Menara Babel dibangun dengan menggunakan bata yang dijemur. Juga digunakan di banyak bagian dari Timur Tengah, Afrika Utara dan Amerika Tengah dan Utara. Pada peradaban Babylonia (4000 B.C.) yang dibangun di lembah antara sungai Tigris dan sungai Efrat. Lumpur tebal dantanah liat dari sungai-sungai ini sangat cocok untuk pembuatan bata, yang kemudian menjadi bahan bangunan yang urnum pada peradaban tersebut. Kerajaan dan kuil di bangun dari bata jemur, dan permukaannya menggunakan bata berlapis/kilap. Penggalian akhir-akhir ini di Mesir, menunjukkan bahwa pada masa Mesir kuno telah digunakan bata yang dijemur dan yang dibakar menggunakan tungku untuk pembangunan rumah dan tempat suci.  
Orang Roma juga menyebarluaskan penggunaan bata, antara lain pembuatan bata masuk ke Inggris setelah serangan Roma pada 54 SM, seperti untuk pembangunan Kastil Colchester yang dibangun dari 1080 bata bekas. Sekarang kastil ini dipakai sebagai museum sejarah. Bata Roma memiliki ketebalan yang sangat tipis dibanding dengan panjangnya. Dimana bata-bata tersebut diletakkan di atas lapisan mortar yang tebal. 
Setelah kejatuhan/runtuhnya Roma pada 410 M, maka seni membuat bata tersebut hilang di
seluruh Eropa hingga awal dari abad ke 14. Industri bata kembali marak setelah Flemish masuk ke Inggris pada abad tersebut dan kemudian, keahlian ini masuk ke Australia bersama Pembuangan Pertama (The First Fleet). Bangunan-bangunan bata yang pertama di benua Amerika Utara di bangun pada tahun 1633 di Pulau Manhattan dengan menggunakan bata-bata yang diimpor dari Belanda dan Inggris.  
Bagaimanapun juga pemanfaat aimya baru maksimal hingga ditemukan pembakaran bata dengan tungku yang menghasilkan bata yang betul-betul awet. Tungku bata yang pertama dioperasikan di Amerika Serikat adalah sekitar tahun 1650.Bata-bata yang dihasilkan pada masa lampau mungkin agak sulit untuk dikenali karena spesifikasi yang sangat berbeda. Misalnya bata dari Assyria, ditengah Mesopotamia beratn ya lebih dari 18 kilogram, atau bata dengan bentuk segitiga digunakan untuk membangun koloseum Roma, lagi pula bata umum yang beredar di pasaran sangat tipis menyerupai tegel lantai saat ini.

Pengertian Bata Merah
Batu bata merah merupakan salah satu bahan material sebagai bahan pembuat dinding bangunan. Batu bata merah terbuat dari adonan tanah liat yang dicetak dan dibakar sampai berwarna kemerah merahan. Walaupun teknologi terus berkembang, dengan munculnya material-material baru seperti gipsum, batako serta bata ringan, akan tetapi batu bata merah tetap menjadi pilihan utama masyarakat umum. Selain kualitasnya yang lebih baik dibanding dengan yang lainnya lebih dipilih karena memiliki harga lebih murah dan secara arsitektur lebih indah.

Fungsi Bata Merah

Siapapun tahu tentang batu bata meskipun bukan pekerja bangunan. Batu bata sangat akrab dengan kehidupan kita, berasal dari tanah liat yang dibentuk dengan cetakan berukuran tertentu kemudian dibakar.
Yang tidak kalah penting dalam menjaga mutu dari dinding adalah spesi atau perekat antar bata. campuran yang baik akan menyebabkan dinding kita awet dan bisa bertahan terhadap resapan air dari tanah maupun air hujan. Semakin baik kualitas spesi yang digunakan untuk merekatkan bata semakin berkualitas pula dinding yang kita dapat.
Memiliki kwalitas yang bermacam – macam tergantung bahan yang dibuat serta media pembakarnya. Ada yang membakar menggunakan sekam ada pula yang menggunakan kayu bakar. Kwalitas pembakaran denbgan kayu bakar memiliki grid yang lebih tinggi atau berkualitas lebih baik. Batu bata bisa juga berfungsi sebagai gewel, mempunyai nilai yang lebih ekonomis dari pada kita mengguakan kuda-kuda dari kayu. Dinding yang menggunakan bahan batu bata memiliki daya serap terhadap panas cukup baik sehingga terasa nyaman. Harganya yang relatif murah dan banyak tersedia menjadi pilihan terbaik sampai saat dewasa ini untuk bangunan rumah tinggal. Yang tidak kalah penting dalam menjaga mutu dari dinding adalah spesi atau perekat antar bata. campuran yang baik akan menyebabkan dinding kita awet dan bisa bertahan terhadap resapan air dari tanah maupun air hujan. Semakin baik kualitas spesi yang digunakan untuk merekatkan bata semakin berkualitas pula dinding yang kita dapat.


Jenis - Jenis Bata Merah
Secara umum, ada 2 jenis batu bata, yaitu:

A. Batu Bata Konvensional
Batu bata ini dibuat dengan cara tradisional dan menggunakan alat-alat yang sederhana. Tanah liat atau tanah lempung yang telah dibersihkan, diberi sedikit air dan selanjutnya dicetak menjadi bentuk kotak-kotak. Cetakan batu bata biasanya terbuat dari kayu yang secara sederhana dibuat menjadi kotak.
Adonan yang telah dicetak, dikeluarkan dan dijemur di bawah matahari sampai kering. Batu bata yang sudah kering kemudian disusun menyerupai bangunan yang tinggi kemudian dibakar dalam jangka waktu yang cukup lama, kurang lebih selama 1 hari sampai batu terlihat hangus. Suhu api pada saat pembakaran dapat mencapai 1000 derajat Celcius. Dalam pembakaran batu bata biasa menggunakan rumput atau sekam yang akan membuat batu bata memilki lubang-lubang kecil menyerupai pori-pori.
Salah satu ciri dari batu bata konvensional adalah bentuk yang tidak selalu sama, tidak rapi dan bertekstur kasar. Ini dapat dipahami karena pembuatan batu bata konvensional menggunakan alat-alat yang sederhana dan lebih mengutamakan sumber daya manusia dalam pembuatannya.

B. Batu Bata Press
Pembuatan batu-bata ini menggunakan bantuan mesin-mesin. Hasilnya adalah batu-bata yang memiliki tekstur halus, memiliki ukuran yang sama dan terlihat lebih rapi.

Keuntungan Bata Merah
Memilih batu bata sebagai bahan pembuat tembok memang cukup beralasan. Hal ini dikarenakan batu bata memiliki keunggulan, di antaranya:

- Murah
Tanah liat yang merupakan bahan utama batu bata mudah didapat dan persediaannya cukup banyak di negara kita. Ini menyebabkan harga batu bata cukup murah.
 
- Mudah didapat
Selain karena bahan baku yang mudah didapat. Batu bata juga mudah dibuat, hanya membutuhkan alat-alat sederhana dan modal yang kecil sehingga banyak masyarakat yang dapat membuatnya. Persediaan batu bata menjadi mudah diperoleh.

- Warna yang unik
Warna oranye yang menjadi ciri khas batu bata menjadi daya tarik sendiri. Pemilik rumah adakalanya sengaja tidak menutup batu bata dengan semen dan cat, sebaliknya batu bata dibiarkan terekspos sehingga memberikan kesan alami pada rumah.

- Kuat dan tahan lama
Batu bata tahan terhadap cuaca panas, cuaca dingan dan udara lembab. Hal inilah yang diharapkan mampu diberikan tembok sebagai salah satu pelindung rumah.

- Penolak panas yang baik
Karena sifatnya yang mampu menolak panas, batu bata sangat cocok untuk dijadikan tembok rumah. Batu bata mampu membuat di dalam rumah terasa dingin walau diluar rumah cuaca panas.

- Kedap air
 Jarang sekali terjadi rembesan pada tembok akibat air hujan.


- Tidak mudah retak
 Keretakan jarang sekali terjadi pada dinding tembok.

Proses Produksi Bata Merah Press

Bahan Baku Pembuat Bata Merah

Bahan baku batu bata adalah tanah liat atau tanah lempung yang telah dibersihkan dari kerikil dan batu-batu lainnya. Tanah ini banyak ditemui di sekitar kita. Itulah salah satu penyebab batu bata mudah didapatkan. Adakalanya kita melihat batu bata yang warna dan tingkat kekerasannya berbeda. Perbedaan ini disebabkan karena perbedaan bahan baku tanah yang digunakan, lapisan tanah bagian atas dengan lapisan tanah bagian bawah secara kualitas dan kuantitas sangat berbeda. Serta perbedaan teknik pembakaran yang diterapkan.




Cara Pembuatan Bata Merah Press

Proses produksi batu bata merah, sebagai berikut:
1. Adonan (diulet) 
Tanah liat atau tanah lempung yang masih keras dihaluskan / digemburkan terlebih dahulu dengan menggunakan cangkul atau garpu dengan membuang kerikil atau batu yang bercampur di dalam tanah liat tersebut. Kemudian tanah liat yang sudah gembur tersebut disiram dengan air secukupnya dan diaduk menggunakan cangkul hingga tanah tersebut menjadi lengket (agar lebih lengket dan menghasilkan kualitas yang lebih baik adonan tanah tersebut dicampur dengan sekam / kulit padi secukupnya).

2. Pencetakan (dicetak/dipress)
Setelah menjadi adonan kemudian dimasukan kedalam mesin penggiling/molen. Tanah liat yang telah menjadi adonan tersebut segera dicetak menggunakan mesin, dan keluar berbentuk kubus memanjang kemudian dipotong-potong menggunakan kawat menjadi tiga bata dan seterusnya. Hasil produksi sekitar 10.000 - 20.000 pcs/hari (tergantung dari jumlah pekerja).

3. Pengeringan (dileng)
Setelah dicetak kemudian dikeringkan di dalam ruangan / bangunan terbuka biasa disebut bangunan Lio (jangan terkena sinar matahari secara langsung karena dapat menyebabkan keretakan pada bata). Pengeringan dengan menggunakan angin akan lebih bagus hasilnya dibanding dengan terkena sinar matahari langsung. Proses pengeringan memakan waktu 5 - 10 hari.

4. Pembakaran (dioven)
Setelah bata merah kering / setengah jadi tersebut dimasukan ke dalam oven / tungku pembakaran secara bertahap (isi oven +/- 60.000 pcs), kemudian  dibakar dengan suhu lebih dari 1000 °C (1800 ° F) di dalam oven pembakaran dengan menggunakan kayu bakar selama kurang lebih 2 hari 1 malam.
Siap untuk didistribusikan.


Mesin Cetak

Proses Produksi (Adonan)

Proses Produksi (Pencetakan)

Proses Produksi (Pemotongan)
Proses Produksi (Pengeringan)
 
Pengeringan dan penyusunan

Oven Pembakaran



Hasil Produk (Bata Matang)